Kerana
panahan mata...
- Seorang
penyair berkata,"Bila saja engkau melemparkan pandanganmu dari hatimu,Suatu hari engkau akan merasakan penderitaan, kerana melihat akibat-akibatnya,Kamu akan melihat seksa yang kamu tidak mampu melihat keseluruhannya,Dan kamu tidak akan bersabar melihat sebahagiannya saja".
- Seorang
penyair berkata,"Wahai orang yang melemparkan panah pandangan dengan serius, kamu sudah terbunuh, kerana yang kau panah, padahal panahmu tidak mengenai sasarannya".Tentu, yang lebih menghairankan lagi, bahawa dengan sekali pandangan, hati akan terluka dan akan menimbulkan luka demi luka lagi dalam hati. Sakit itu tidak akan hilang selamanya, dan ada keinginan mengulang kembali pandangannya. Ini pesan yang disampaikan dalam bait-bait syair ini,
- Penyair
lainnya berkata,
"Wahai manusia yang melihat yang haram, tidakkah pandangannya dilepaskan,Sehingga ia jatuh mati menjadi korban".Pandangan seseorang adalah panah yang berbisa. Namun, yang sangat menghairankan, belum sampai panah itu mengenai apa yang ia lihat, panah itu telah mengenai hati orang yang melihat.
Maksiat
masuk ke dalam diri seorang hamba melalui empat pintu kemaksiatan. Empat pintu
tersebut adalah
- Pandangan
- Bayangan yang melintas dalam hati
- Ucapan
- Langkah
Malah Rasulullah
SAW pernah bersabda :
"Pandangan
(kepada apa yang diharamkan Allah) adalah panah beracun dari sekian banyak
panah-panah Iblis, barang siapa meninggalkannya kerana takut kepada Allah, maka
Allah akan memberikan kepadanya kemanisan pada hatinya dalam ibadah kepada
Allah". (Al Hadits Asy Syarif)
Seperti yang dimaklumkan mata adalah salah satu pintu maksiat namun ini tidak bermakna mata tidak mendatangkan kebaikan. Setiap perkara yang dicipta oleh Allah ada kebaikannya dan keburukannya. Contohnya mata boleh digunakan pada jalan kebaikan dengan melihat ciptaannya namun janganlah kita melihat sesuatu yang sesuatu yang haram dipandang.
Terdapat banyak jenis maksiat dalam
Islam. tetapi kali ini saya ingin menceritakan maksiat yang bertemakan topik kita hari ini, maksiat mata (lahadhat). Lahadhat
itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya
sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Pandangan mata
adalah sumber itijah (orientasi) kemuliaan, dan sekaligus duta nafsu syahwat.
Seseorang yang menjaga pandangan bererti ia menjaga kemaluan. Barangsiapa yang
membiarkan pandangannya, maka manusia itu akan masuk kepada hal-hal yang
membinasakannya.
Rasulullah SAW,
pernah menasihati Ali :
“Jangan kamu
ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik kamu
adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan”.
Dalam musnad
Ahmad, disebutkan, Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda :
“Pandangan
adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan
pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik kerana Allah, maka Allah akan
mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.
Penjelasan
hadis itu, tak lain, seperti dijelaskan oleh Rasulullah SAW:
“Tundukkan
pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian”. Juga Sabda Baginda : “Jauhilah
oleh kalian duduk di pinggir jalan”. Para Sahabat berkata : “Pinggir jalan itu
adalah tempat duduk kami, kami tidak boleh meninggalkan”. Baginda bersabda :
“Jika kalian harus duduk di jalan, maka berikanlah haknya”. Mereka berkata :
“Menundukkan pandangan, dan menahan diri untuk tak menganggu, baik dengan
perkataan atau perbuatan, dan menjawab salam”.
Khayalan, lamunan akan dilahirkan apabila melihat seseuatu keindahan yang haram dan dapat memberi bencana kepada diri. Khayalan akan melahirkan pemikiran, fikiran bakal melahirkan
syahwat, dan syahwat melahirkan kemahuan, kemahuan itu lantas menguat tekad dan akan terjadi apa ynag didorong hawa nafsu. Dalam hal ini ada hikmah yang mengatakan :
“Menahan
pandangan lebih ringan dari pada bersabar atas kesakitan (seksa) setelah itu”.
Jagalah
matamu, dan jangan engkau kotori setitik debu dosa, yang akan mengantarkan
dirimu kepada kebinasaan, kerana pengkhianatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Matamu
adalah anugerah agar mengenal-Nya, dan kemudian beribadah kepada-Nya, menggapai
redha-Nya. Jangan dengan matamu itu, engkau campakkan dirimu ke dalam nafsu
durhaka, yang membinasakan.
Akibat tidak menjaga pandangan mata,
banyak manusia meninggalkan dunia dalam keadaan yang sadis dan hina. Kerana matanya yang sudah penuh dengan hamparan nafsu itu, hidup menjadi penuh
dengan kegelapan, yang mengarahkan seluruh kehidupannya hanya diisi dengan
segala pengkhianatan terhadap Allah.
Disini saya ingin memberi bukti yang Allah menyuruh kita menjaga pandangann mata :
- Surat An Nuur ayat 30
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." - Surat Al Israa’ ayat 36
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Surat At Tahrim ayat 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Surat Al A’raaf ayat 26
Hai anak Adam [530] , sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa [531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
[530]. Maksudnya ialah: umat manusia
[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Antara contoh dan larangan serta hukumannya bila kita melakukan dosa ( maksiat ) terhadap Allah.
Rasulullah SAW, juga bersabda dalam hadisnya :
1. Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)
2. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “ Telah ditentukan bagi anak Adam ( Manusia ) bagian zinanya, dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, Zina kedua telinga adalah mendengar, Zina lisan adalah berbicara, Zina tangan adalah memukul, Zina kaki adalah berjalan, serta Zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya itu dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan ( HR. Bukhari dan Muslim )
3. Sayyidina Ali Ra berkata: "Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar kami berwajah masam." (HR. Ath-Thahawi)
4. Bagaimana kamu apabila dilanda lima perkara?
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Surat Al A’raaf ayat 26
Hai anak Adam [530] , sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa [531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
[530]. Maksudnya ialah: umat manusia
[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Antara contoh dan larangan serta hukumannya bila kita melakukan dosa ( maksiat ) terhadap Allah.
Rasulullah SAW, juga bersabda dalam hadisnya :
1. Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)
2. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “ Telah ditentukan bagi anak Adam ( Manusia ) bagian zinanya, dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, Zina kedua telinga adalah mendengar, Zina lisan adalah berbicara, Zina tangan adalah memukul, Zina kaki adalah berjalan, serta Zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya itu dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan ( HR. Bukhari dan Muslim )
3. Sayyidina Ali Ra berkata: "Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar kami berwajah masam." (HR. Ath-Thahawi)
4. Bagaimana kamu apabila dilanda lima perkara?
Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada Allah agar
tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya.
(1) Jika perbuatan mesum dalam suatu
kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan
penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu.
(2) Jika
suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya
hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan
diturunkan sama sekali.
(3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan
maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan
kezaliman penguasa.
(4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang
bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk
memerintah dan merampas harta kekayaan mereka.
(5) Jika mereka menyia-nyiakan
Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka.
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5. Tiada seorang berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq’alaih)
6. Penjelasan:
Ketika seorang berzina, mencuri dan minum khamar maka pada saat itu dia bukan seorang mukmin.
7. Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk syurga, iaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya (artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong atau zina). (HR. An-Nasaa’i dan Ahmad)
8. Dari Abu Sa’id Al khudri ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “Jauhilah oleh kalian duduk dijalan-jalan.” Para sahabat berkata : “ Wahai Rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan tempat duduk kami (dijalan) yang kami gunakan untuk berbincang-bincang.” Rasulullah saw bersabda : “ Apabila kalian enggan untuk tidak duduk disana, maka penuhilah hak jalan itu” Para sahabat bertanya : “Apakah hak jalan itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Yaitu memejamkan mata, membuang kotoran, menjawab salam, serta menyuruh berbuat baik dengan mencegah kemunkaran.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Setelah membaca ayat-ayat Allah dan hadis Rasulullah saw., maka perlu kita renungkan, sudah kita mampu menjaga diri kita, keluarga, tetangga, sahabat handai serta masyarakat di sekeliling kita dari pandangan maksiat ?
Jawabannya tentu ada dalam diri kita masing-masing, tentunya kita selaku hamba Nya akan terus berusaha untuk melaksanakan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, Amiin...
Seorang
penyair Arab bertutur,
"Semua
bencana itu bersumber dari pandangan,
Seperti api
besar itu bersumber dari percikan bunga api,
Betapa
banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang,
Seperti
panah yang terlepas dari busurnya,
Berasal dari
sumber matalah semua merbahaya,
Mudah beban
melakukannya, dilihat pun tak berbahaya,
Tapi, jangan
ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa
bencana".
Bahaya
memandang yang haram adalah timbulnya penderitaan dalam diri seseorang. Kerana
tak mampu menahan gejolak jiwanya yang diterpa nafsu. Akibat selanjutnya adalah
seorang hamba akan melihat sesuatu yang tidak akan tahan dilihatnya. Ini adalah
sesuatu yang menyiksa, yang paling pedih, jangankan melihat semuanya, melihat
sebahagian saja tak akan mampu menahan gejolak jiwanya.
Seorang
penyair berkata,
"Bila
saja engkau melemparkan pandanganmu dari hatimu,
Suatu hari
engkau akan merasakan penderitaan, kerana melihat akibat-akibatnya,
Kamu akan
melihat seksa yang kamu tidak mampu melihat keseluruhannya,
Dan kamu
tidak akan bersabar melihat sebahagiannya saja".
p/s : Jadi saya berharap kita semua dapat mengelak hal ssebegini berlaku... Amin...